Diberdayakan oleh Blogger.
Dapatkan GRATIS EBOOK tentang Manajemen Sumber Daya Manusia, HRD, Human Capital, Leadership, Public Speaking & Ilmu Pengembangan Diri

Bergabunglah dengan Ribuan Sahabat HRD & Leader Pembelajar lainnya :

Grup Telegram Komunitas Young HRD Indonesia
Youtube Channel Komunitas Young HRD Indonesia
Halaman Facebook Komunitas HRD Indonesia



Mau Presentasi Sehebat Trainer ?

Mau Presentasi Sehebat Trainer ?
Info Detail KLIK Gambar

Senin, 07 Maret 2016

3 Phase Performance level



Seorang supervisor bercerita tentang anak buahnya yang performance-nya semakin hari semakin menurun. Padahal dulu dia adalah termasuk orang yang memiliki semangat kerja tinggi, berkinerja bagus dan mendapatkan promosi.
Sebut saja Andi, delapan tahun ia menduduki posisi yang dipercayakan kepadanya. Awal berada di posisi yang baru ia begitu bersemangat namun lama kelamaan semangatnya mulai menurun dan berpengaruh terhadap performance-nya. Di tahun pertama ia begitu bersemangat mempelajari hal-hal baru. Ia terus belajar dan bekerja keras untuk bisa menguasai apa yang telah dipercayakan perusahaan terhadapnya hingga memasuki tahun kedua performance-nya meningkat pesat.
Memasuki tahun ketiga dan keempat Andi merasa apa yang telah dicapainya tak berpengaruh apa-apa terhadap perkembangan karirnya. Atasannya tidak memberikan promosi yang mestinya didapatkannya, bahkan reward yang diberikan secara financial pun juga tidak ia dapatkan.
Sampai pada akhirnya semangat kerja dan prestasinya pun mulai menurun. Sempat terbersit dalam pikirannya untuk pindah ke perusahaan lain, namun, ia masih menyukai suasana kerja yang menyenangkan di tempatnya sekarang ini, tim yang akrab serta nuansa politiknya tak sekencang di tempat lain.
Tapi itu tidak memengaruhi motivasi dan performance-nya yang terus menurun hingga akhirnya ia pun bingung harus berbuat apa, begitu pun dengan bosnya. Lalu, apa yang harus di lakukan? Sebenarnya kasus ini merupakan kasus klasik yang kebanyakan orang pernah mengalaminya, terlalu lama berada di posisi yang sama membuat seseorang tidak bisa lagi mengeluarkan ide-ide baru, jadi apa yang harus dilakukan kemudian?
Ada Tiga Phase Performance level seseorang di sebuah posisi atau jabatan. Adapun phase tersebut adalah: Phase 1: LEARNING, Phase 2: PERFORMING, Phase 3: DEVELOPING.
Berikut uraiannya:
PHASE 1: LEARNING
Pada phase ini seseorang sedang belajar di posisi tersebut. Bisa saja karena dia baru dipromosikan, jadi ada hal-hal yang masih harus dipelajari. Bisa saja karena dia baru direkrut. Atau bisa saja sebenarnya levelnya sudah senior tapi harus mempelajari budaya kerja dan new proses di perusahaan yang baru.
Whatever the reason, pada Phase 1, seseorang perlu belajar dan beradaptasi di posisi baru. Pada phase ini motivasi akan tinggi apabila seseorang memang mempunyai learning agility dan persistence yang tinggi.
Jadi, jangan berharap lebih di Phase 1 ini, karena masih ada hal-hal yang harus dipelajari sehingga performance-nya belum maksimal.
PHASE 2: PERFORMING
Pada phase ini, proses belajar sudah dilalui. Dan seseorang sudah mulai bisa perform at the maximum level, kalau dia berada di lingkungan yang tepat dan mendapatkan dukungan yang tepat. Dan tentu saja adalah tanggung jawabnya untuk mempengaruhi (influence) organisasi agar dia bisa mendapatkan semua itu.
Tetapi intinya we can expect maximum level of performance. Biasanya performance dan motivasi pada level yang tinggi.
PHASE 3: DEVELOPING
Pada phase ini, performance-nya sudah maksimum dan seharusnya seorang leader, selain performing his current business priorities, dia juga harus fokus pada 2 hal, yaitu: Developing successors for his/her current position; dan Developing self for the next position.
Phase 3 perlu dilakukan untuk menghindari penurunan motivasi dan kinerja. Karena tentunya seseorang akan jenuh dan bosan melakukan hal yang sama berulang-ulang dan bertahun-tahun.
Itulah tiga phase performance, setiap phase biasanya memerlukan waktu 1-2 tahun. Jadi disarankan seseorang untuk stay in the same position for 3-5 years. Kalau lebih dari itu, motivasinya akan menurun, jenis dan ide-ide baru tidak akan lahir lagi. Tapi tunggu dulu, bukan berarti disarankan untuk pindah perusahaan setiap 3 tahun. Tapi juga bisa berarti stay in the same company dan pindah ke departemen yang lain. Atau ke negara lain.
Whatever is you will need to make a change so you will keep your motivation and performance at the maximum level. 
Pambudi Sunarsihanto
Praktisi HR di Jakarta
Sumber : http://humancapitaljournal.com/3-phase-performance-level/


Tingkatkan LEVEL PERFORMANCE Anda 
Salah Satunya dengan Gabung Ecourse BUSINESS LEADER Skills


SMS - Spiritual Motivation for Success


Setiap orang pasti mengharapkan hidupnya sukses, tetapi kenyataannya tidak semua orang bisa hidup sukses sesuai dengan harapannya. Banyak orang yang menyikapi hal ini dengan beragam cara. Ada yang bersikap pasrah pada nasib dan tidak mau lagi berbuat apa-apa dan mengatakan kalau takdirnya memang sudah seperti itu. Ada juga yang justru tidak menyerah pada nasib, melainkan terus berjuang untuk mengubah nasibnya sekuat tenaga. Ada yang berhasil, tetapi ada juga yang justru semakin terpuruk dan tidak tahu lagi harus berbuat apa. Kesuksesan itu ternyata bisa pelajari dan bisa diciptakan. Kesuksesan tidak datang dengan sendirinya seperti hujan turun dari langit. Kesuksesan memerlukan cara, strategi dan proses. Tentu saja ada rahasianya mengapa seseorang itu bisa gagal atau berhasil dalam hidupnya. Usaha yang keras saja tidak cukup untuk membuat seseorang menjadi sukses, juga dibutuhkan do’a dan ridho Allah SWT. Memahami Hakikat Sukses Sebuah pohon yang sangat tinggi dan besar ada di depan anda. Jika anda terkesima dengan kebesaran dan ketinggian pohon tersebut, pastilah anda berpikir tidak akan mungkin untuk memotongnya. Sampai kapanpun pohon itu masih akan tetap berdiri kokoh, karena anda tidak pernah berani menebangnya. Sebaliknya, jika anda berpikir bahwa tidak ada pohon yang tidak bisa ditebang, maka dengan ayunan kapak setiap hari secara konsisten, lamban laun pohon tersebut akan tumbang juga, walaupun mungkin membutuhkan waktu yang agak lama. Memang, tidak ada yang tidak mungkin terjadi jika anda mau mencobanya. Hampir semua orang menginginkan sesuatu yang luar biasa, tetapi kebanyakan dari mereka tidak berani berbuat sesuatu untuk mewujudkan impiannya itu. Mereka hanya bermimpi yang indah-indah dan mengharapkan keajaiban tiba-tiba menghampirinya. Mereka hanya bersedia melakukan sesuatu yang aman-aman saja dan mengikuti arus, sehingga kebanyakan dari mereka memang tidak berpeluang untuk memperoleh hasil yang luar biasa. Mereka lupa, sesuatu yang istimewa itu tidak datang dengan sendirinya melainkan diupayakan melalui usaha dan bekerja secara luar biasa, penuh resiko namun melalui perencanaan dan pertimbangan yang matang, bukan hanya dengan cara-cara biasa. Jika anda mempunyai sebuah rencana dan merasa mampu melaksanakannya, maka jangan kuatir berapa lama anda akan mencapai puncak kesuksesan, dan jangan juga kuatir apa yang dikatakan orang lain mengenai hal tersebut. Seperti halnya seekor anak kijang yang baru lahir, dalam hitungan menit ia akan dapat merangkak, lalu berdiri, berjalan, dan kemudian berlari. Demikian juga dengan banyak hewan lainnya, hanya dalam hitungan hari dapat mereka sudah bisa mandiri. Tetapi coba kita lihat manusia, ketika dilahirkan hingga mencapai usia dewasa, manusia sangat ketergantungan dengan orang tuanya. Manusia membutuhkan waktu lebih lama untuk menjadi mandiri, mulai dari berjalan, bicara, hingga mencari nafkah sendiri. Uniknya, manusia adalah makhluk yang paling mulia di muka bumi ini. 

Dalam hal ini dapat kita ketahui bahwa terkadang dengan menempuh waktu yang lebih lama, sebuah proses akan menghasilkan kondisi yang lebih sempurna dan jauh lebih baik dari proses yang didapatkan secara instant. Namun perlu juga diketahui, apakah seseorang telah berada dalam jalur yang benar untuk mencapai tujuannya ? 5 Jalan Rahasia Menuju Sukses Kesuksesan bisa diraih jika kita mampu memperoleh rahasia untuk mencapainya. Melalui 5 jalan rahasia menuju sukses, setiap orang bisa menerapkan dan membuktikannya sehingga bisa dijadikan sebagai panduan bagi siapa saja yang ingin hidupnya sukses, baik sukses di dunia maupun  sukses di akherat. Adapun ke 5 (lima) jalan rahasia menuju sukses tersebut adalah : 

(1) The power of Dream
 Setiap orang harus mempunyai impian  dan tujuan hidup yang jelas agar mendapat hal-hal terbaik dalam hidupnya.  Kita harus berani memimpikan hal-hal terindah dan terbaik yang kita inginkan bagi kehidupan kita dan kehidupan orang-orang yang kita cintai. Tanpa impian, kehidupan kita akan berjalan tanpa arah dan akhirnya kita tidak menyadari dan tidak mampu mengendalikan ke mana sesungguhnya kehidupan kita akan menuju. Apakah saat ini anda sedang memiliki impian yang sangat tinggi ? Apakah impian tersebut tampaknya seperti mustahil untuk direalisasikan mengingat kondisi anda saat ini yang serba kekurangan ? Apakah mungkin sekarang anda sedang direndahkan dan ditertawakan oleh teman, saudara, atau bahkan orang tua anda sendiri ketika  menceritakan impian anda tersebut kepada mereka ? Jika anda menjawab ya, maka sebaiknya anda tidak perlu merasa berkecil hati, apalagi berputus asa. Anda seharusnya bangga dan berbahagia karena anda baru saja memasuki langkah awal kesuksesan. Mengapa demikian? Karena pondasi kesuksesan adalah impian yang kita miliki. Setiap orang yang telah sukses pasti diawali dengan impian.

 (2) Full Action for Success
 Cita-cita, keinginan, impian atau tujuan hidup tidak mungkin bisa tercapai tanpa suatu tindakan yang nyata. Semua itu akan percuma atau sia-sia jika kita hanya berpangku tangan atau berdiam diri dan hanya menunggu keajaiban tiba. Bertindak nyata (action) adalah lebih baik, apalagi diserai dengan semangat yang tinggi, maka tidak ada yang mustahil untuk diwujudkan. Seperti pepatah mengatakan, “Dimana ada kemauan, disitu ada jalan.”. Dengan melakukan action, Insya Allah kita akan mengetahui hasilnya. Sebuah ide jika dijalankan akan jauh lebih baik dibandingkan jika kita mempunyai 1001 ide namun tidak ada satupun yang dijalankan.  Ide yang paling bagus untuk mencapai sukses adalah action. Jangan pikirkan dulu hasilnya, yang terpenting kita mau melakukan usahanya dulu, sedangkan hasilnya akan mengikuti sampai sejauh mana usaha yang kita lakukan dan seberapa keras dan cerdas kita melakukannya.
 
(3) Dare to live
 Dunia merupakan tempat kehidupan manusia yang penuh dengan warna. Kehidupan manusia di dunia ini bersifat sementara, karena dunia hanyalah persinggahan kita dalam menuju kehidupan yang kekal dan abadi yaitu alam akhirat. Dunia merupakan tempat bagi manusia untuk berjuang dalam mengisi kehidupannya dengan berbagai hal yang baik dan bermanfaat, sebagai bekalnya untuk kembali kepada sang Khalik, menuju alam akhirat. Perjuangan manusia didunia tidak akan berhenti kecuali ketika nafasnya sudah tidak bisa berhembus lagi. Siapapun orang yang hidup di dunia ini pasti memiliki masalah. Tentu saja masalah yang dihadapi manusia itu sangat beragam, baik masalah yang sederhana maupun persoalan yang rumit dan pelik. Ketika masalah tersebut datang menimpa diri kita, sanggupkah kita mengatasinya ? Atau kita justru terus terpuruk, terjebak  dalam masalah secara berkepanjangan dan tidak bisa keluar dari lingkarannya ? Orang yang sukses harus siap dan berani menghadapi tantangan yang hadir dalam kehidupannya. Berani, artinya siap mengambil langkah atau tindakan dengan segala resiko yang harus dihadapinya. Setiap tindakan yang diambil tentunya sudah dipertimbangkan secara baik, matang dan maksimal, dari berbagai sudut pandang, agar hasil yang dicapai sesuai dengan harapan kita. Namun kita juga harus menyadari kalau manusia itu ada kekurangannya. Bisa saja adal satu hal yang lupa atau terlewat dari analisa kita shingga hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Tapi itu semua tidak menjadi masalah, yang terpenting kita sudah berani mengambil sikap dan keputusan, sedangkan hasilnya kita serahkan kepada Allah SWT. Sayangnya, tidak semua orang mempunyai keberanian untuk melakukan sesuatu ketika masalah menghampirinya. Ia hanya pasrah pada nasibnya dan tidak melakukan apa-apa. Bagaimana mungkin kita bisa mengubah nasib kita jika tidak berani berbuat sesuatu untuk diri kita sendiri ?   Seorang pecundang tak kan pernah meraih sukses ! Tentu kita tidak mau menjadi seorang pecundang bukan ? 

(4) Time Management Waktu
 memiliki keunikannya sendiri, terus bergerak maju dan tidak pernah mundur sedetikpun. Waktu tidak bisa diulang dan akan selalu meninggalkan setiap orang yang melalaikannya. Waktu akan selalu meninggalkan mereka yang tidak mengelolanya dengan cerdas untuk kehidupannya. Orang yang keluar sebagai pemenang (sukses) adalah orang yang bisa mensyukuri nikmat waktu yang telah diberikan Allah SWT dengan memanfaatkannya untuk hal-hal yang baik demi kemuliaan hidupnya. Sebaliknya, orang yang kalah atau gagal adalah orang yang tidak bisa menggunakan waktunya dengan baik, dan hanya menggunakannya untuk hal-hal yang tidak berguna. Kita harus ingat bahwa hidup di dunia ini hanya sementara dan singkat. Coba kita melihat ke belakang sejenak, sepertinya baru kemari kita berusia remaj, tetapi sekarang kita sudah menjadi orang dewasa, bahkan mungkin menjelang tua. Karena itu, jangan pernah menunda-nunda memanfaatkan waktu untuk kebaikan. Kita tidak akan pernah tahu berapa lagi sisa usia yang kita miliki. Kita tidak akan pernah tahu mengenai hari esok. Oleh sebab itu akan rugi bagi siapa saja yang tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Keberuntungan dan kerugiaan seseorang sesungguhnya dapat dinilai dari bagaimana dirinya memanfaatkan waktu hidupnya yang begitu singkat ini. Orang yang bisa memanfaatkan waktu yang amat singkat dengan memperbanyak kebaikan untuk bekal kehidupan, dia akan menjadi orang yang beruntung. Lalu, sudahkah kita memanfaatkan waktu yang kita miliki sebaik-baiknya ? Sudahkah kita menggunakan waktu kita untuk meraih kehidupan dunia dan kehidupan akhirat kita dengan seimbang ? 

(5) The Miracle of Prayer. 
Doa mempunyai keajaibannya sendiri dan mampu membuat sesuatu yang “tidak mungkin terjadi” menjadi “mungkin”. Doa mempunyai kekuatan dahsyat yang dapat mengubah nasib seseorang dari jelek menjadi baik, dari miskin menjadi kaya, dari sakit menjadi sehat, dari gagal menjadi sukses. Kalau Allah sudah berkehendak ingin mengabulkan doa seorang hambanya, maka “kun fayakun !”  (Jadi terjadilah !”). Oleh karena itu kita sangat dianjurkan untuk berdoa kepada Allah SWT agar bisa menciptakan keajaiban seperti apa yang kita inginkan. Dalam kondisi apapun, susah ataupun senang, miskin ataupun kaya, kita sebagai manusia dan hamba yang memiliki banyak kelemahan, harus berdoa kepada Allah sebagai bentuk iman kita kepadaNya dan sebagai bukti penghambaan kita kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Dialah satu-satunya yang dapat menjawab berbagai apapun masalah yang kita hadapai. Dialah satu-satunya yang dapat memberi kita segala hal yang kita butuhkan. Hanya Allahlah yang dapat memberi kepuasan atas kebutuhan kita yang paling mendalam,  kebutuhan-kebutuhan yang kita sendiri bahkan tidak mengetahuinya. Sesungguhnya Allah berada sangat dekat disisi orang yang beriman. Allah berada di mana-mana dan mengetahui segala sesuatu dan dapat berbuat apa saja terhadap umatNya. Dia dapat mendengar setiap doa dan menjawab doa yang kita panjatkan. Kita tidak boleh berdoa selain kepadaNya karena perbuatan tersebut termasuk musrik dan perbuatan ini sangat dimurkai Allah SWT. Berdoa kepada Allah adalah sesuatu yang bersifat pribadi.  Sangat menarik ketika ada seorang hamba Allah karena mungkin sudah begitu kenyang dengan nikmat yang Allah berikan, lalu dia merasa sudah cukup dan tidak perlu lagi untuk berdoa atau meminta kepada Allah. Jika ada orang yg merasa sudah tidak perlu berdoa berarti dia telah mengingkari kemanusiannya itu sendiri bahkan mungkin tidak memiliki adab kepada Allah dan Rasulullah. Padahal nabi Muhammad saw selalu menganjurkan dan mencontohkan kita untuk selalu berdoa setiap saat, bahkan belaiu mengatakan kalau orang yang tidak meminta kepada Allah (berdoa) berarti orang itu termasuk hamba yang sombong.

 *** J. Haryadi Penulis, Motivator dan Trainer

Selengkapnya : 

Selasa, 01 Maret 2016

PANDUAN MEREKRUT ORANG

sumber : artikel from Yant Subiyanto
Ini bukan mengada-ada, namun didasarkan studi yang ditemukan dalam buku The E-Myth karya Michael Gerber dan Good to Great karya Jim Collins.
Sekilas mereka memberikan saran yang kontradiktif. Gerber mengatakan bahwa kunci keberhasilan perusahaan adalah sistem, artinya dia harus dapat dijalankan oleh orang biasa-biasa saja, tidak perlu orang hebat. Collins sebaliknya mengatakan bahwa kunci keberhasilan adalah orang yang tepat, the right person. Dalam penelitiannya yang dimaksud Jim Collins adalah orang dengan kemampuan di atas rata-rata orang biasa. Siapa yang benar?
Alasan Gerber masuk akal. Lihatlah Mc Donald’s. Orang biasa yang bekerja di sistem luar biasa akan menghasilkan burger yang luar biasa. Sistem McD telah diterapkan pada sekitar 30.000 cabang di seluruh dunia, dan tetap menghasilkan bisnis burger yang hebat.
Alasan Jim Collins sama kuatnya. Semula dia menyangka bahwa keberhasilan perusahaan-perusahaan yang ‘good’ (prestasi seperti rata-rata pasar) lalu melompat menjadi ‘great’ (prestasi minimal 3 kali dari rata-rata pasar, dan bertahan 15 tahun) dikarenakan suatu visi baru, arah baru, strategi baru, dan setelah itu baru mencari orang-orang yang cocok. Ternyata terbalik. Awalnya perusahaan-perusahaan itu merekrut orang-orang yang tepat, lalu baru bersama-sama menentukan arah kemana mau menuju. Salah seorang eksekutif yang diwawancarai mengatakan, “Lihat, aku tidak tahu mau kemana bis ini diarahkan. Aku hanya tahu hal ini: kalau kita memasukkan orang-orang yang tepat ke dalam bis, menempatkannya di kursi yang tepat, maka kita bisa tahu bagaimana membawa bis ini membawa ke suatu tempat yang hebat.”
Dua sisi mata uang yang berbeda baru akan terlihat pada keping yang sama setelah kita melihatnya dari tepi mata uang. Demikian pula kontradiksi ’sistem’ atau ‘orang’ ini akan menjadi jelas bila kita melihat dari sudut pandang yang tepat, yaitu kaitan antara sistem dan orang.
Paradox :
Sulit untuk membuat yang mudah. Mudah untuk membuat yang sulit.
- khairul -
Anda bisa menggunakan komputer? Semakin mudah Anda menggunakan komputer semakin sulit sebenarnya komputer itu dibuat. Bila Anda merasa mudah menggunakan program MS Word, maka sesungguhnya program software tersebut sangat sulit membuatnya. Bandingkan dengan bila Anda menggunakan bahasa mesin komputer semisal Assembler. Ini adalah pemrograman tingkat mesin yang sulit digunakan, dan karenanya dulu relatif lebih mudah membuatnya (walau tetap sulit!) dibanding MS Word. Pada Assembler asumsi penggunanya adalah orang yang ahli. Pada MS Word asusmsi penggunanya adalah orang yang awam. Di balik semakin mudahnya sesuatu digunakan, terkandung tingkat kesulitan yang semakin tinggi saat membuatnya.
Demikian pula bila Anda perhatikan rumus-rumus yang menjelaskan alam semesta. Semakin mudah rumus tersebut digunakan, semakin sulit menemukan rumus tersebut. Lebih mudah menemukan satu rumus untuk hanya satu hal (sehingga diperlukan banyak rumus untuk banyak hal). Sangat sulit menemukan satu rumus yang bisa menjelaskan banyak hal.
Kesimpulannya : perlu orang yang hebat untuk merumuskan sistem sederhana yang hebat.
Dan itulah yang ditemukan Jim Collins pada perusahaan-perusahaan yang hebat, mereka menemukan resep sederhana yang hebat untuk sukses. Hal itu didapat karena mereka memiliki orang-orang yang hebat.
Anda memerlukan orang-orang dengan kualitas di atas rata-rata untuk membangun sebuah perusahaan yang berhasil.
Orang yang Tepat agar menjadi Hebat
Dimanakah titik temu antara orang tepat dan sistem hebat?
Orang yang tepat : orang yang mempunyai kinerja di atas rata-rata orang biasa.
Sistem hebat : sistem yang bila dijalankan orang biasa tetap akan mampu menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
Hubungan keduanya akan terjadi seperti ini : Orang yang tepat akan menghasilkan sistem yang hebat. Sistem yang hebat memungkinkan direkrutnya lebih banyak orang tepat. Lebih banyak orang tepat menghasilkan sistem yang lebih hebat. Dan seterusnya terjadi siklus orang tepat – sistem hebat yang berulang menjadi spiral yang membesar.

Spiral Orang Tepat - Sistem Hebat (SEPIA Institute 2005)

Kriteria Orang yang Tepat
Bagaimana saya tahu sudah menemukan orang yang tepat?
Jim Collins memberikan petunjuk tentang kriteria orang yang tepat. Intinya adalah memberikan bobot karakter lebih tinggi dibandingkan latar belakang pendidikan, ketrampilan, pengetahuan khusus, bahkan pengalaman. Bukan berarti keahlian tidak penting, namun diyakini bahwa keahlian ‘lebih dapat dilatih’ dibandingkan karakter seperti etika kerja, kecerdasan dasar, dedikasi memenuhi komitmen, talenta, dan nilai-nilai diri. Karena itu Jim Collins memberikan 5 kriteria yang penting dari ‘orang yang tepat’, yaitu :
Kriteria 1 : memiliki nilai-nilai yang selaras dengan Anda / perusahaan Anda
Dave Nassef dari perusahaan besar Pitney Bowes menyatakan contoh dari Korps Marinir Amerika. Korps ini dikenal memiliki tim yang tangguh dengan orang-orang terbaik. Apakah mereka berhasil menanamkan nilai-nilai ke anggota? Sebetulnya adalah Marinir merekrut hanya orang-orang yang mempunyai nilai-nilai sama dengan Korps. Selanjutnya memberikan pelatihan yang diperlukan agar orang tersebut mampu menjalankan misi. Pertanyaan, “Siapa mereka? Mengapa harus mereka? Bagaimana mereka membuat keputusan dalam hidupnya?” akan memberikan gambaran tentang nilai-nilai inti diri mereka.
Perusahaan baja Nucor bahkan sengaja membuat pabrik di wilayah kaum petani yang memiliki budaya rajin bekerja. Para petani ini biasa bangun pagi, bekerja dengan sangat baik hingga petang, dan di malam hari berangkat tidur lebih awal. Ternyata setelah mereka bekerja di pabrik baja juga menghasilkan kinerja yang luar biasa. Nucor menolak mereka yang tidak memiliki nilai selaras dengan perusahaan. Akibatnya di tahun pertama terjadi keluar pegawai hingga 50%. Namun sesudahnya hanya sangat sedikit yang keluar setelah orang-orang yang tepat berhasil ditarik masuk.
Kalau Anda selalu ingin berprestasi hebat, maka akan sulit bersama dengan orang yang cukup sekedarnya saja. Kalau Anda menjunjung kejujuran, maka akan sulit bekerja bersama orang yang kadang mengabaikan kejujuran. Kalau Anda suka humor, mungkin sulit bersama dengan mereka yang senantiasa skeptis (tentu saja humor tidak menjadi kriteria kalau perusahaan tidak menjadikannya nilai perusahaan).
Kriteria 2 : Berpotensi menjadi salah satu yang terbaik di bidangnya.
Orang yang tepat selalu menunjukkan ciri mampu menjadi salah satu yang terbaik di bidangnya. Misalnya dia seorang desainer sampul buku, maka dia memperlihatkan kinerja di atas rata-rata orang biasa. Orang menyebutnya berbakat. Kalau dia seorang guru, maka dia menujukkan ciri-ciri guru yang di atas rata-rata.
Untuk mereka yang menunjukkan kinerja istimewa, perusahaan tidak akan pernah rugi memberikan gaji istimewa, misalkan 150% (satu setengah kali) umumnya gaji orang di posisi yang sama. Nucor, perusahaan baja yang sukses, memberi kiat : merekrut 5 orang dengan kemampuan setara 10 orang, dan digaji layaknya 8 orang. Artinya lebih baik merekrut 1 orang dengan kemampuan 2 orang, dan kemudian memberinya gaji di atas rata-rata, daripada merekrut 2 orang dengan kemampuan biasa saja, dan memberinya gaji standar (apalagi kalau memberinya gaji 1,5 gaji umum, artinya masing-masing di bawah rata-rata!).
Kriteria 3 : Tidak perlu diatur.
Orang yang tepat mampu mengatur dirinya sendiri, juga mampu memotivasi dirinya sendiri. Kalau Anda sibuk mengatur sesorang, atau sibuk memotivasinya, maka besar kemungkinan Anda salah merekrut orang.
Kriteria 4 : Mengemban tanggung-jawab, dan mengetahui perbedaannya dari sekedar bekerja.
Orang yang hanya merasa ‘bekerja’ maka dia hanya akan menyelesaikan tugasnya secukupnya. Orang yang merasa ‘mengemban tanggung jawab’ maka dia akan terus berusaha memberikan yang terbaik agar tanggungjawabnya terjaga.
Misalnya seorang guru yang hanya ‘bekerja’. Maka dia akan sekedar mengajar sesuai kurikulum dan sesuai jadwalnya. Boleh jadi juga tidak dengan perhatian penuh. Guru yang lain, yang ‘mengemban tanggung-jawab’ menyadari bahwa apa yang ia berikan memberi manfaat besar bagi siswa, bahkan salah mendidik saat ini akan berakibat fatal bagi siswa di kemudian hari. Dengan demikian guru tersebut berusaha memastikan siswa akan mendapat ilmu yang berguna bagi dirinya kelak.
Seorang yang bekerja di perusahaan listrik dia menyadari bahwa tanggung jawabnya sangat besar. Bagaimana bila listrik mati saat ada orang sakit parah sedang mau dioperasi? Mengemban tanggung jawab menjadikan kegiatan pekerjaan lebih dari sekedar menjalankan tugas. Orang yang tepat senantiasa memandang posisinya sebagai pengemban tanggung jawab.
Kriteria 5 : Anda sedih kalau dia pergi. Anda tetap akan merekrutnya kembali andai dia kembali.
Pertanyakan hal berikut, “Bila seseorang berprestasi buruk, lalu Anda punya kuasa untuk melepas atau merekrut lagi, apakah Anda tetap akan merekrutnya? Bila sesorang minta ijin keluar karena ada peluang lain, apakah Anda diam-diam merasa kehilangan?”
Pertanyaan tersebut harus dijawab secara jujur. Kalau berprestasi buruk, apakah karena ’salah orang’ atau ’salah tempat’? Kalau tampaknya hanya salah tempat cobalah beri kesempatan di tempat lain sekali, dua kali, hingga tiga kali, sampai ditemukan tempat dimana dia bisa bersinar. Kalau ternyata tidak bisa juga, mungkin memang dia berada di perusahaan yang tidak sesuai dengannya.
Kalau seseorang minta keluar, dan Anda sangat kecewa karena kehilangan dia, maka boleh jadi dia adalah orang yang tepat namun Anda tak mampu mempertahankannya. Bertindaklah jujur, kalau dia memang orang tepat rekrut lagi kalau dia mau kembali. Perusahaan lebih penting daripada ‘dendam’ pribadi. Bukankah boleh jadi dia dulu pergi karena tidak tahu telah berada di tempat terbaik?
Tugas Pemimpin
Tugas utama pemimpin adalah merekrut orang yang tepat dan terus mempertahankannya dalam tim. Setiap orang yang mau bergabung dapat dipastikan telah punya motivasi tinggi, tugas pimpinan hanyalah mempertahankan agar orang yang tepat tidak turun motivasinya (tidak terdemotivasi).
Seringkali penyebab perginya orang tepat bukanlah masalah uang, tapi karena pimpinan masih tetap mempertahankan orang-orang yang salah sehingga membuat frustasi orang-orang yang tepat. Perasaan tidak adil, karena orang tepat yang berprestasi terpaksa mengkompensasi kinerja buruk orang yang salah, adalah kasus umum ketika pimpinan tidak mampu tegas untuk mengeluarkan orang yang salah. Sering terjadi pada perusahaan yang sedang dilanda masalah, justru orang-orang terbaik yang keluar duluan, bukan karena oportunis, namun karena frustasi akibat kinerja buruk orang yang salah ditimpakan secara merata ke setiap orang, dan perusahaan tidak segera mengeluarkan orang yang salah tersebut. Akibatnya perusahaan itu makin memburuk dan bangkrut.
Kalau Anda berhasil merekrut orang yang tepat, maka tugas mengatur menjadi ringan (karena orang yang tepat mampu mengatur dirinya sendiri, dan membuat sistem yang teratur). Tugas pemimpin adalah :
1. merekrut orang yang tepat
2. mempertahankan agar tidak de-motivasi (tidak perlu memotivasi, mereka sudah punya motivasi tinggi sedari awal).
3. menempatkan di tempat tepat agar mampu berkontribusi maksimal.
Merenungi hasil penelitian Jim Collins dalam buku Good to Great dapat disimpulkan bahwa tim yang baik ibarat tim sepakbola kelas dunia. “Mandiri namun bergantung.” Artinya, setiap individu punya kemampuan mandiri untuk menyelesaikan tugasnya. Dia adalah salah satu yang terbaik di posisinya. Dalam tim sepakbola kelas dunia, kipernya adalah salah satu kiper terbaik di dunia. Gelandangnya adalah salah satu yang terbaik di dunia. Penyerangnya adalah salah satu yang terbaik di dunia. Semua individu di setiap posisi adalah salah satu yang terbaik di dunia. Mereka bekerja mandiri di posisi masing-masing, namun saling bergantung dalam keseluruhan tim. Terdapat kesalingtergantungan (interdependensi) untuk tujuan yang sama : mencetak gol dan tidak kebobolan gol. Barulah ketika setiap lini diberi orang yang tepat, tim tersebut berpeluang menjadi hebat.
Di mana posisi pemimpin? Ia ibarat manajer tim. Merekrut orang yang tepat (terkadang juga mengeluarkan orang yang salah). Menempatkan dengan tepat. Menjaga motivasi. Dan selanjutnya diserahkan kepada tim untuk bermain sebaik-baiknya di lapangan. Tim terbaiklah yang akhirnya juara.


FORM PENILAIAN TES MENGEMUDI SOPIR

FORM PENILAIAN TES MENGEMUDI SOPIR







NAMA :




NO.SIM : JENIS SIM:


EXPIRED :




TGL TES :











No ASPEK PENILAIAN NILAI
KS K C CB B
1 2 3 4 5
1 PERCAYA DIRI SAAT MENGEMUDI




2 KESOPANAN SAAT MENGEMUDI




3 KEPATUHAN TERHADAP ATURAN LALU LINTAS




4 SIKAP TERHADAP PENGGUNA JALAN LAINNYA




5 PENGETAHUAN TENTANG LOKASI DI SURABAYA




6 KEAMANAN DALAM MENGEMUDI




7 TINGKATAN SURAT IJIN MENGEMUDI




8 KUANTITAS TIPE KENDARAAN YG DIKUASAI




9





10





NILAI TOTAL 0 0 0 0 0
NILAI AKHIR 0


Bagi Anda yang berminat belajar Manajemen SDM dan HRD
Join Halaman Telegram Komunitas Young HRD Indonesia

Leadership & People Development

Practical Coaching Konseling

Practical Coaching Konseling
Gabung KLIK Gambar atau Hubungi WhatsApp 085852316552

Corporate Trainer & Public Speaker

Certified HUMAN DEVELOPMENT